Saint Dionysus Hospital

Posted in Arsitektur on December 18, 2012 by dionisiusdenniswong

Saint Dionysus Hospital oleh Dennis Wong

Rumah Sakit Kelas C dengan 102 tempat tidur, memfasilitasi 4 pelayanan kesehatan spesialis & 4 pelayanan kesehatan subspesialis.

Secara lebih spesifik, terdiri dari 15 divisi, yaitu:
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik).
3. Instalasi Bedah Pusat (OK).
4. Instalasi Persalinan (VK).
5. Instalasi Perawatan Intensif.
6. Instalasi Rehabilitasi Medik & Terapi.
7. Instalasi Rawat Inap.
8. Instalasi Pemularasan Jenazah.
9. Instalasi Radiologi.
10. Instalasi Laboratorium.
11. Instalasi Penunjang Medik (Administrasi & Rekam Medik).
12. Instalasi Sterilisasi / CSSD.
13. Instalasi Londri.
14. Instalasi Servis Lainnya (Unit Bengkel)
15. Instalasi Non Medik (Retail, Kafetaria).

Saint Dionysus Hospital

Saint Dionysus Hospital

Saint Dionysus Hospital

Saint Dionysus Hospital

Dennis Wong Apartment

Posted in Architecture on April 2, 2012 by dionisiusdenniswong

I just want to share about an idea of architecture concept, briefly.

Space was made for human.

The site-entrance was prioritized for the human, not vehicles.
The expression was made as honest as possible, in accordance with the material, I do not rely on many elements of the paint.

Dennis Wong Apartment

Designing by Dennis Wong

Thanks.

Dennis Wong, 2 April 2012.

Apartemen Dennis Wong

Posted in Arsitektur on April 2, 2012 by dionisiusdenniswong

Hanya sekilas hendak membagi ide mengenai konsep arsitektur.

Perspektif Dennis Wong Apartment

Designing by Dennis Wong

Dennis Wong Apartment

Entrance masuk diprioritaskan untuk manusia bukan kendaraan, karena ruang dalam arsitektur dibuat untuk manusia.
Ekspresi dibuat sejujur mungkin, sesuai dengan material, tidak mengandalkan banyak unsur cat.

Dennis Wong Apartment

Designing by Dennis Wong

Dennis Wong, 2 April 2012.

Why Negotiation?

Posted in The Diary of Dennis Wong on February 11, 2012 by dionisiusdenniswong

Outside of our awareness, we really often do negotiation with others.

Interestingly, the good negotiation is just to make “mutual agreement” or win-win situation.

When we are negotiating something, we just stick to the value of honesty, trust and respect, open mind, trying to understand others, have a vision, and so on.

Yep, there is art in each negotiation behaviour.

Thank you.

Dennis Wong, February 11, 2012.

Mengapa Berkompromi?

Posted in Buku Harian Dennis Wong on February 11, 2012 by dionisiusdenniswong

Tanpa disadari, dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat sering melakukan kegiatan kompromi dengan orang lain.

Yang menarik, kegiatan kompromi yang sehat membuat semua pihak yang berkolaborasi di dalamnya berfokus kepada “kesepakatan bersama” alias demi mencari situasi menang bagi semua pihak (win-win).

Terkadang tanpa kita sadari pula, ketika kita sedang berkompromi, kita hanya cukup berpegang kepada prinsip: kejujuran, respek terhadap kawan bicara, pikiran terbuka, memahami kawan bicara, memiliki visi, dsb.

Ya, kegiatan kompromi memiliki seninya sendiri.

Terimakasih.

Dennis Wong, 11 Februari 2012.

Who are You?

Posted in The Diary of Dennis Wong on February 10, 2012 by dionisiusdenniswong

Who are you?

You are your true friend.

As a true friend, we can praise him (her), appreciate him (her), encourage and support him (her), trust him (her), honor him (her), comfort him (her), assure him (her), accept him (her), instill good things to him (her), and most importantly, we can love him (her).

Thank you.

Dennis Wong, February 3, 2012.

Siapakah Dirimu?

Posted in Buku Harian Dennis Wong on February 3, 2012 by dionisiusdenniswong


Siapakah dirimu?

Dirimu adalah sahabat sejatimu.

Sebagai sahabat yang baik, kita dapat memujinya, menghargainya, menyemangati dan mendukungnya, memercayainya, menghormatinya, menenangkannya, meyakinkannya, menyiapkannya, menerimanya, mengikhlaskannya, menanamkan hal baik padanya, dan yang terpenting yaitu menyayanginya.

Terimakasih.

Dennis Wong, 3 Februari 2012.

Makna Sebuah Perilaku Kecil

Posted in Buku Harian Dennis Wong on February 2, 2012 by dionisiusdenniswong

Bagi kita yang sedang duduk di bangku kuliah ataupun yang bekerja di suatu instansi ataupun yang memiliki kesibukan lainnya, sering kita bekerja di atas meja kerja yang dipenuhi sekali oleh kertas, alat tulis, dan barang-barang lainnya. Seusai bekerja, biasanya rasa malas menyebabkan kita membiarkan barang-barang tersebut tetap memenuhi meja, karena toh besok akan digunakan lagi, berantakan lagi, ataupun alasan lainnya. Namun jika kita membiasakan diri melawan kemalasan tersebut untuk secara disiplin membereskan barang-barang tersebut (sekalipun hal itu terkesan remeh), lama-kelamaan kedisiplinan melekat dalam karakter kita.

Sesuai pepatah: Manusia bisa bertumbuh bukan karena langsung menaklukan perkara yang besar, melainkan melalui KESETIAANNYA DALAM MENAKLUKAN PERKARA YANG KECIL.

Terimakasih.

Dennis Wong, 29 Januari 2012.

Bagaimana Caranya Makan Gajah?

Posted in Buku Harian Dennis Wong on February 2, 2012 by dionisiusdenniswong

Sekedar share berdasarkan kegiatan keseharian kita.

Beberapa teman memberikan pertanyaan kepadaku

“Bagaimana caranya makan gajah? Yaitu dengan menikmatinya sesuap demi sesuap, lama-lama akan habis juga.”

Kemudian jadi terpikir juga oleh kita bahwa

Bagaimana caranya membaca buku tebal? Yaitu dengan menikmatinya sekalimat demi sekalimat, lama-lama akan habis juga.

Bagaimana caranya menyelesaikan tugas kuliah yang berat? Yaitu dengan menikmatinya sedikit demi sedikit, lama-lama akan selesai juga.

Bagaimana caranya menjalani hidup? Yaitu dengan menikmatinya detik demi detik, hari demi hari, tahun demi tahun, lama-lama hidup akan terasa lebih hidup.

Terimakasih.

Dennis Wong, 29 Januari 2012.

Hari Ini adalah Hadiah

Posted in Buku Harian Dennis Wong on December 29, 2011 by dionisiusdenniswong

Beberapa orang bijak mengatakan bahwa:

Yesterday is history.
Tomorrow is mistery.
But today is present, a gift.

Masa lalu biarlah berlalu.
Menyesalkah telah memiliki masa lalu?
Tidak, karena berkat masa lalu lah kita belajar mengenai hikmah.

Masa depan kita pasrahkan kepada-Nya.
Takutkan kita kepada masa depan?
Tidak, karena keyakinan kita akan kehendak-Nya di masa depan tak mungkin tergoyahkan.

Saat inilah yang terpenting.
Fokus akan kenikmatan dan rasa syukur terhadap pekerjaan-pekerjaan kecil yang sedang kita lakukan, saat ini, hari ini, detik ini.

Terimakasih.

Dennis Wong, 29 Desember 2011.